Jumat, 01 April 2016

(terjebak) Bulan Madu : Bandung

Bagi pasangan yang baru saja menikah, sudah menjadi hal lumrah untuk merencanakan bulan madu. Begitu pula dengan kami. Ini ide si dia (baca : suami), tentu saja sebelum menikah saya hanya dapat menampilkan sikap pemalu saya dan saya cukup ge-er merespon ajakan si dia.
Satu bulan sebelum menikah. Si dia minta saya untuk pesan tiket KA ke Bandung, saya langsung tanya "untuk siapa dan apa?". Si dia jawab "untuk kita nanti setelah nikah, bulan madu ceritanya", saya jawab singkat "oke, saya browsing dulu". Jawaban sesingkat itu sama sekali tidak menggambarkan pikiran saya yang sudah mengembara kemana-mana....wah ternyata dia so sweet juga pake acara bulan madu segala, diajak kemana ya nanti, hmm perlu persiapan khusus nih....
Tiga hari setelah menikah. Honeymoon time !!! Kereta lodaya eksekutif berangkat menuju Bandung di malam hari. Untuk urusan kereta ini saya sudah kegeeran duluan, ini pertama kalinya saya naik kereta exe, duluu saya sering naik kereta ini tapi d gerbong bisnis.


Alhamdulillah. Pukul 05.30 sudah tiba di St.Hall Bandung. Baru nyampe, si dia sudah ngajakin foto aja.
"Kita lanjut kemana nih?" spontan saya bertanya setelah keluar dari pintu stasiun.
"Ya jalan-jalan.."
"Kemana?, naik apa?"
"Kesana. Jalan kaki" jawabnya singkat.
Tidak lama dia bertanya ke salah satu pedagang asongan depan stasiun, tentang rute menuju suatu tempat.
Dan inilah rute jalan pagi kita.
Perjalanan dua pasang kaki menyusuri Kota Bandung

Tujuan pertama kita yaitu Masjid Agung, anggap saja kami musafir ala backpacker. Di tengah perjalanan, kami memenuhi hak lambung dengan segelas susu murni dan semangkok bubur ayam.
Keluar dari Masjid Agung, jangan lupa masukan infaq dulu, badan sudah segar dan baju ga bau kereta lagi. Lanjut menuju Jalan Braga yang cukup fenomenal itu.



Menyusuri Jalan Braga, tak lupa kami foto-foto. Sesekali dilirik orang-orang yang sudah mulai memadati jalan raya.
Sampai ujung Jalan Braga, si dia kembali menanyakan tentang rute kepada satpam sebuah kantor. Ternyata angkot yang bisa membawa kita ke tempat tujuan hanya mangkal di depan stasiun. Baiklah kembali menuju stasiun. Di tengah jalan lihat outlet Kartika Saari sudah buka. Mari kita incip dulu kue khas Kota Kembang ini.
Kemana tujuan kita selanjutnya?, yaituuu....kasih tau ga yaa,..

Perjalanan treking dari Taman Hutan Raya Juanda hingga berakhir di Maribaya, Bandung


Taman Hutan Raya Juanda

Ini dia !!! Dari stasiun kita menuju Taman Hutan Raya Juanda Dago.


Karena ini hari kerja, wisata alam macam ini hanya milik kita berduaaa. Bilang berdua kenapa fotonya sendiri?, ya karena berdua itu. Jaman itu belum ada tongsis.
Menikmati wisata alam memang asyiknya ya sepi gini, kelihatan alamnya, kerasa hawanya seger. Namun, tak lama berjalan ada seorang bapak berpakaian dinas rapi menghampiri kami.
"Mau kemana teh?, a'?" Sapaannya khas sekali orang sunda.
Si dia langsung menghampiri si bapak, dan lanjut berbincang panjang lebar.

"Kita treking yuk!" Setelah khusu berbincang dengan bapak pegawai tiba-tiba si dia menawarkan ajakan itu, sambil menyodorkan brosur dari si bapak tadi.
"Kemana?"
"Ya ini, ngikutin jalur treking sampe ketemu air terjun di Maribaya," wajahnya penuh dengan rayuan.


Ada satu hal yang lupa saya tanyakan saat sebelum mulai treking, yaitu jarak yang harus ditempuh!


Dari peta di atas terlihat rute treking kita dari Taman Hutan Raya sampai ke Curug Omas dan Maribaya. Berapa jaraknya? ENAM KILOMETER dengan jalan terjal dan menanjak.
Inilah penampakan saya di separuh perjalanan treking, Itu tas gunung si dia yang bawa tanpa mengeluh sama sekali, bahkan ketika ada tanjakan tajam dia mengambil alih tas ransel yang saya bawa. Mungkin saat itu muka saya sudah pucat pasi.

Curug Omas
Ini dia yang namanya Curug Omas. Alhamdulilah banget, treking kita hampir mencapai garis finish.
Itu kenapa di kepala saya ada keresek?, kata si dia supaya kepala ga pusing karena hujan mulai turun rintik-rintik.
Jam sudah menunjukan pukul dua siang. Dimana kita akan beristirahat belum nampak tanda penjelasannya, sedangkan lutut ini semakin gemetar ingin direbahkan diatas pembaringan.
Hujan mulai deras. Kita sudah memasuki kawasan wisata Maribaya, namun tak tau dimana ada yang namanya penginapan. 



Alhamdulillah di saat yang genting itu, seorang bapak menawarkan pondok penginapannya yang masih kosong dengan harga yang jauh di bawah standar hotel. Dengan fasilitas nasi goreng dan teh panas, tapi air di kamar mandi brrrr dinginnyaaa.
Bermalam di sini, alhamdulillah nyaman.
Siapa sih yang ga nyaman honeymoon?...







(bersambung...)

1 komentar: