Minggu, 03 April 2016

Bulan Madu (part 2-habis) : Garut

Alhamdulillah.
Suatu kemewahan bagi kami mendapatkan pondokan ini. Secara, rencana honeymoon ini tidak dipersiapkan dengan matang (oleh si dia) dan gentingnya situasi pasca treking enam kilometer.
Saat raga mencapai kelelahan yang tak mampu diungkapkan oleh lisan ini, ditambah dengan guyuran hujan deras yang membuat suasana semakin r.o.m.a.n.t.i.s.
Pagi ini kami harus menuju kota sebelah. Ya, kami tidak bisa berlama-lama menikmati pondokan ini karena jadwal honeymoon yang padat merayap. Setelah relaksasi jalan pagi menikmati hawa segar Maribaya, dan memang baru seksama mengamati kawasan ini karena kemarin hujan deras. Kami mengepak semua pelengkapan ke dalam dua tas : tas gunung dan tas ransel.


Keluar dari kawasan Maribaya, kami putuskan menyewa ojek untuk sampai ke pasar Lembang. Dikarenakan angkot yang lewat lamaaaa sekali. Si dia menyewa dua ojek, dan membiarkan satu tukang ojek nganggur karena hanya numpang di motor kawannya. Dan mereka pun rela melajukan motornya dibawah kecepatan rata-rata yaitu 20 km/jam, demi mengikuti sepasang penganten anyar yang lagi honeymoon.

Ada makanan yang saya ingat betul di Pasar Lembang ini, entah karena memang enak atau sedang kelaparan akut. Sop Kaki Sapi. Sebelum masuk warung makan ini sebenernya saya agak segan, "Sepertinya ini bukan menu yang cocok untuk sarapan deh..". Tapi si dia sudah langsung pesan saja, maka tidak ada yang bisa dilakukan lagi selain menghabiskannya hingga kuah penghabisan, dan tak lupa membayar. Jaman itu seporsi sop kaki sapi ini sepuluh ribu dan ini menjadi amunisi yang tepat untuk melanjutkan perjalanan. Selanjutnya kami mencari angkot jurusan terminal Cicaheum, dan alhamdulillah ada angkot yang langsung menuju kesana.

Setelah kemarin kaki kami berjuang cukup gigih mengalahkan medan treking, pagi ini kami memanjakan kedua kaki kami bersantai di atas angkot dan bis.

Pejalanan dari Lembang Bandung tiba di Cipanas Garut

Rute A - B menggunakan satu angkot, jurusan Lembang-Cicaheum.
Rute B - C menggunakan bis jurusan Garut, kami turun di Alun-Alun Tarogong.

Pukul 2 siang kami tiba di Cipanas Garut, setelah naik angkot coklat dari Alun-Alun Tarogong menuju Cipanas. Alhamdulillah, kami dijodohkan pada penginapan di pilihan pertama kami. Hotel Augusta. Hotel bagus, ada kolam renang, view oke dari kamar, dan yang penting sedia air panas di kamar mandi. Istirahat sejenak, lalu malam harinya kami berjalan kaki menyusuri jalan hingga Jalan Otista dan bertemu Warung Bakso.

Esok harinya kami berencana akan nge-trail menuju Kawasan Geothermal Kamojang. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) milik Pertamina. Bermodalkan pinjam motor ke kawan karib jaman di pondok dulu. Hatur nuhun Teh Nunu

Perjalanan dari Cipanas menuju Kamojang
Dari Cipanas melewati Jalan Otista lalu belok ke Jalan Samarang, sebelum sampai Pasar Samarang belok kanan lagi menyusuri jalan berliku sampai ketemu gerbang ini. Dan ternyata Kamojang ini masuk wilayah administratif Kabupaten Bandung.

Gerbang masuk Kawasan Geothermal Kamojang
Ini dia penampakan pembalap trail-nya

Di kawasan ini selain melihat-lihat seperti apa sih yang namanya PLTPB, ada beberapa titik panas bumi yang dijadikan objek wisata.

Motor dilarang masuk. Wajib jalan kaki
Kawah Manuk
Kawah Kereta Api

Dari jauh sudah terdengar 'lolongan' kereta api


Dan, begitulah kami. Untuk honeymoon tidak melulu harus menuju tempat yang indah dan romantis. Karena terkadang dan lebih seringnya kata romantis didapat setelah adrenalin berpacu.
Setelah dua hari yang lalu treking enam kilometer menyusuri sungai dan melihat beberapa air terjun, dan hari ini kami meninjau kekayaan Allah SWT berupa panas bumi yang dianugerahkan di tanah Indonesia.

Saran saya untuk destinasi honeymoon carilah wisata yang anti-mainstream dan anti-kekinian, karena disitulah kami merasa dunia ini persembahan dari Yang Maha Kuasa untuk kami berduaaaa...



Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar