Jumat, 30 Desember 2016

Kuis Rahasia Keluarga

Ada yang masih ingat Kuis Rahasia Keluarga?
Kuis yang beredar di tahun 90-an, dipandu oleh Iszur Muchtar. Peserta kuis adalah Keluarga. Satu keluarga terdiri dari Bapak, Ibu, dan 2 anak. 1 keluarga dibagi menjadi 2 tim. Ayah & anak VS Ibu & anak, atau Ayah & Ibu VS 2 anak.
Kuis itu mengadu dan menantang kekompakan keluarga.
Dulu, jaman kecil, saya hobi nonton kuis ini. Juga kuis lainnya macam Tak Tik Boom, Kata Berkait, Piramida, Apa Ini Apa Itu.
Nah, saya paling antusias dengan Kuis Rahasia Keluarga ini, entah kenapa. Setiap nonton saya selalu berimajinasi menjadi bagian dari peserta kuis itu. Bersama Bapak, Ibu dan Zaki (karena mba Dini sudah remaja dan mba Arfi tinggal di pondok).
Dan saya selalu beranggapan kalau saya dan keluarga ikut tentu jadi pemenang. Keluargaku sangat kompak, itu pikirku. Dulu kami punya semboyan. Setiap lagi kumpul dan bapak bertanya "Nomor 1 apa?", dengan wajah penuh semangat dan jari telunjuk teracung ke atas.
Anak-anak bapak serentak jawab "Islam. Dua, Sehat. Tiga, Cerdas".
Awal mula ada 3 kata itu yang selalu bapak ucap. Namun tak lama bapak menambahi "Kita tambahi ya. Empat, Hemat". Mungkin kala itu sedang dilanda badai krisis moneter.
.
.
Matur nuwun Pak. Telah mengajari kami sesuatu yang penting, sesuatu yang saya temukan kembali di materi IIP. Core Values. Kunci wajib dalam membangun Home Team.
.
.
*Dalam rangka persiapan masuk kelas matrikulasi IIP. Semangaaat. Tunggu manuver dari Umi ya Bi, kakak, adek... :D

ANAK RUMAHAN 🏡🌱🌱🏡🌱🌱🏡🌱🌱🏡







ANAK RUMAHAN
🏡🌱🌱🏡🌱🌱🏡🌱🌱🏡

Salah satu tanda anak rumahan yaitu tidak suka jajan. Setelah dilakukan interview kpd pelaku, berikut tips supaya anak tidak suka jajan :
 tidak memberikan uang jajan sampai anak lulus SD.
Kalau ga ada uang jajan, anak ga bisa nabung dong?. Berdasar pernyataan si pelaku menyebutkan bahwa menabung bagi anak-anak tujuannya masih absurd. Misal : nabung mau untuk apa?, dominan menjawab untuk membeli sesuatu. Tujuannya masih untuk membeli, dan ini menurut si pelaku menjurus ke budaya konsumerisme.
Kalo ga ada uang jajan, nanti anak lapar gimana?. Kata si pelaku, isi dulu perut sampai kenyang sebelum keluar rumah.
 membuat rencana setiap akan membeli sesuatu. Misal : kakak mau eskrim? kita beli hari Sabtu setelah kakak pulang sekolah ya. Tujuannya simpel, supaya anak mengetahui bahwa untuk membeli sesuatu perlu rencana dan pertimbangan, dan tidak serta merta.
 sedapat mungkin membuat karya sendiri atas sesuatu yg diinginkan anak.
mau eskrim?, buat sendiri
mau cilok?, buat sendiri
mau mainan?, buat sendiri
Sambil bermain bersama anak.
 Sudah, 3 tips itu saja.
Ada yang tidak sepakat dengan si pelaku?,
Sama, saya juga. Tapi apalah daya ketika 3 tips itu cocok di rumah kami, dan membuat saya termotivasi untuk berkarya.
Kalo tidak cocok, jangan sekali-kali menirukan ya 😄
Dan ini efek yg saya lihat dari pelaku.
 Hemat dalam pengeluaran
 Pos keuangan prioritas untuk masa depan
 Perencanaan keuangan yg detail.
Terimakasih 

Berkunjung ke TPI Brondong Lamongan

Berkunjung ke TPI Brondong Lamongan
________________________________
Hari Ahad kemarin, Afifah dan Khalid meninjau tempat pelelangan ikan di Lamongan. Berkunjung ya, bukan bermain. Karena disini tempat pekerjaan yang sangat sibuk di pagi hari. Jadi jangan bermain-main disini ya! :D
Jam 6 pagi sudah tiba di parkir TPI. Para pekerja lalu lalang bekerja dengan cepat. Para ikan harus segera pindah dari satu tempat ke tempat yg lain. Turun dari kapal lalu disortir berdasar jenis ikan dan ukuran, lanjut diangkut ke TPI. Ditimbang dan dimasukkan ke wadah besar yang berisi serbuk es. Mobil bak terbuka dan truk telah bersiap untuk mengedarkan para ikan hingga berakhir di meja makan.
Kakak sigap menggandeng tangan umi. Adek digendong Abi. Melewati jalanan yg becek tentu tidak mudah. Jadi jangan lupa untuk pakai baju yg layak ya!. Ketika ada para pengangkut ikan lewat, sebaiknya kita diam dulu menepi. Karena mereka sedang bekerja dan berkejaran dengan waktu.
Kakak Ifa senang sekali lihat ikan-ikan besar. Ada ikan pari, ikan ekor kuning, ikan hiu kecil, dan masih banyak yang umi ga tau apa itu namanya.
Dekat tempat parkir ada pabrik pembuatan balok-balok es besar. Menyaksikannya membuat semakin ragu kalau akan jajan minuman di warung yg menggunakan es balok semacam ini.
Dan bonus kunjungan ke TPI : 1 kg ikan kakap merah (besar menurut umi, tapi paling kecil disana) dengan harga murah.
Oiya ada satu hal yg juga ditanyakan kakak Ifa.
Itu kenapa banyak sampah di laut mi?, kresek merahnya pada dibuang ke laut ya mi....

Menjadi Guru

Menjadi Guru
_______________________________
Menemani dan mendampingi,
Mengajari namun tidak menjejali,
Membimbing lalu membiarkan,
Terakhir,
Sabar dan Berdoa....
(Jika hasil tidak sesuai ekspektasi)
Karena ada yg jauh lebih berharga..., yaitu
Tautan hati antara guru dan siswa 💞💞💞
_______________________________
Selamat Hari Guru 💟
Salam,
Dari Guru Jadi2an :)

Harta karun dari Seminar Parenting Kiki Barkiah

Bismillah
📝📝📝📝📝📝📝📝📝
Harta karun dari Seminar Parenting 
oleh : teh Kiki Barkiah
______________________________
 Diawali dengan materi pembuka oleh ibu dosen (Muyasaroh, M.PdI) yang memaparkan landasan teori parenting menurut Al-Quran dan Sunnah.
 Landasan hukum mendidik anak yaitu WAJIB. Dalil dalam Al-Quran Surat At-Tahrim ayat 6.
 Teladan praktisi parenting juga tercantum dalam Al-Quran Surat Luqman ayat 13-19.
Poin penting pendidikan Luqman kepada anaknya, yaitu : pendidikan aqidah, berbuat baik kepada orang tua, taat ibadah, cinta amal shalih, dan akhlaq.
 Setelah pemaparan teori, saatnya Praktisi sendiri yang berbicara. Dimoderatori oleh Psikolog Bunda Rista, ini dia harta karun yang saya dapatkan dari cerita Teh Kiki Barkiah.
 Fitnah akhir zaman terus meluas hingga dekat sekali dengan lingkungan kita. Maka tugas orangtua WAJIB terus upgrade diri dalam mendidik anak.
 Salah satu penyebab fitnah akhir zaman yaitu Kekalahan peran orangtua dengan lingkungan.
Dan salah satu penyebab kekalahan peran orangtua yaitu gaya komunikasi menyimpang. Efek sampingnya : orangtua tidak menjadi "tempat kembali pulang" atau orangtua menjadi orang yang tak dirindukan oleh anaknya.
 Pemicu konflik orangtua dan anak yang setiap hari terjadi karena REALITA TIDAK SESUAI HARAPAN.
💟 Orangtua mau TAPI anak belum mau dan mampu.
Turunkan sedikit harapan kita dan sesuaikan dengan kemampuan anak 
Telusuri minat bakat anak 
Kenali batas kemampuan anak 
💟 Anak mau TAPI orangtua tidak mau dan tidak mampu.
Latih komunikasi kita dengan anak untuk membangun pengertian sang anak
💟 Anak mau tapi belum mampu. Sedangkan orangtua tidak sabar melatih prosesnya.
Perbesar stok sabar dan istiqomah 
 Setiap muncul konflik dengan anak  kunci rapat dulu masalahnya buka selebar-lebarnya tangan dan pikiran kita untuk menghargai perbuatan sang anak  perlahan buka kembali masalahnya lalu selesaikan bersama.
Contoh. Anak menumpahkan gula hingga setoples habis  (endapkan dulu masalahnya) Tadi kakak sedang apa? (sambil tesenyum), kakak mau bikin susu sendiri  apresiasi usahanya dulu dan lanjut... kita bereskan bersama yuk
 Bedakan gaya komunikasi dengan setiap anak. Khususnya anak introvert.
 Anak yg belum cukup usia untuk memahami komunikasi, maka yang perlu dilakukan yaitu menejemen lingkungan.
Contoh. Anak belum dapat diajak diskusi tentang mana mainan yang bermanfaat dan tidak usefull, maka jangan dulu kenalkan etalase rak mainan kepada anak.
 Kecerdasan mengelola konflik merupakan bagian dari investasi jangka panjang. Bekali diri dengan stok sabar full, tazkiyatun nafs, dan cukupkan me-time anda 😉
Sekian.
Semoga bermanfaat 😊
_______________________________
Wita Maulida
28 Nov 2016