REJEKI ITU PASTI, KEMULIAAN HARUS DICARI
Matrikulasi
Ibu Profesional sesi #7
Alhamdulillah
setelah melewati dua tahapan “Bunda Sayang” dan “Bunda Cekatan” dalam proses
pemantasan diri seorang ibu dalam memegang amanah-Nya, kini sampailah kita pada
tahapan “Bunda Produktif”.
Bunda Produktif adalah bunda yang senantiasa
menjalani proses untuk menemukan dirinya, menemukan “MISI PENCIPTAAN” dirinya
di muka bumi ini, dengan cara menjalankan aktivitas yang membuat matanya
“BERBINAR-BINAR”
Sehingga muncul
semangat yang luar biasa dalam menjalani hidup ini bersama keluarga dan sang
buah hati. Para Ibu di kelas Bunda Produktif memaknai semua aktivitas sebagai
sebuah proses ikhtiar menjemput rejeki.
Mungkin kita tidak tahu dimana rejeki kita, tapi
rejeki akan tahu dimana kita berada.
Sang Maha Memberi Rejeki sedang memerintahkannya
untuk menuju diri kita
Allah berjanji
menjamin rejeki kita, maka melalaikan ketaatan pada-Nya, mengorbankan
amanah-Nya, demi mengkhawatirkan apa yang sudah dijaminnya adalah kekeliruan
besar.
Untuk itu Bunda
Produktif sesuai dengan value di Ibu Profesional adalah bunda yang akan
berikhtiar menjemput rejeki, tanpa harus meninggalkan amanah utamanya yaitu
anak dan keluarga.
Semua pengalaman para Ibu Profesional di Bunda
Produktif ini, adalah bagian aktivitas amalan para bunda untuk meningkatkan
sebuah *KEMULIAAN* hidup.
Karena
REJEKI itu PASTI, KEMULIAAN lah yang harus DICARI
Apakah dengan aktifnya kita sebagai ibu di dunia
produktif akan meningkatkan kemuliaan diri kita, anak-anak dan keluarga? Kalau
jawabannya” iya”, lanjutkan. Kalau jawabannya” tidak” kita perlu menguatkan
pilar “bunda sayang” dan “bunda cekatan”, sebelum masuk ke pilar ketiga yaitu
“bunda produktif”.
Tugas kita sebagai
Bunda Produktif bukan untuk mengkhawatirkan rizqi keluarga, melainkan
menyiapkan sebuah jawaban “Dari Mana” dan “Untuk Apa” atas setiap karunia yang
diberikan untuk anak dan keluarga kita.
Maka
Bunda produktif di
Ibu Profesional tidak selalu dinilai dengan apa yang tertulis dalam angka dan
rupiah, melainkan apa yang bisa dinikmati dan dirasakan sebagai sebuah kepuasan
hidup, sebuah pengakuan bahwa dirinya bisa menjadi Ibu yang bermanfaat bagi
banyak orang.
Menjadi Bunda
Produktif, tidak bisa dimaknai sebagai mentawakkalkan rejeki pada pekerjaan
kita.
Sangat keliru kalau
kita sebagai Ibu sampai berpikiran bahwa rejeki yang hadir di rumah ini karena
pekerjaan kita.
Menjadi produktif itu adalah bagian dari ibadah, sedangkan
rejeki itu urusan-Nya.
Seorang ibu yang
produktif itu agar bisa,
1⃣menambah syukur,
2⃣menegakkan taat
3⃣berbagi manfaat.
2⃣menegakkan taat
3⃣berbagi manfaat.
Rejeki tidak selalu terletak dalam pekerjaan kita,
Allah berkuasa
meletakkan sekehendak-Nya
Maka segala yang
bunda kerjakan di Bunda Produktif ini adalah sebuah ikhtiar, yang wajib
dilakukan dengan sungguh-sungguh (Profesional).
Ikhtiar itu adalah
sebuah laku perbuatan, sedangkan Rejeki adalah urusanNya.
Rejeki itu datangnya
dari arah tak terduga, untuk seorang ibu yang menjalankan perannya dengan
sungguh-sungguh dan selalu bertaqwa.
Rejeki hanya akan
menempuh jalan yang halal, maka para Bunda Produktif perlu menjaga sikap saat
menjemputnya,
Ketika sudah
mendapatkannya , jawab pertanyaan berikutnya “ Buat Apa?”. Karena apa yang kita
berikan ke anak-anak dan keluarga, halalnya akan dihisab dan haramnya akan
diazab.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu
Profesional/
_Sumber bacaan_:
_Antologi para Ibu
Profesional, BUNDA PRODUKTIF, 2014_
_Ahmad Ghozali,
Cashflow Muslim, Jakarta, 2010_
_Materi kuliah rutin
Ibu Profesional, kelas bunda produktif, Salatiga, 2015_
_____________________________________________________________________________________
#widitramaulida_NHW7
Talents
Mapping Abah Rama
Dalam
Strength Typology Map tersebut, ada 1 kelompok dimana saya memiliki dominasi
kekuatan peran di dalamnya. Yaitu Networking atau Bekerjasama dengan orang.
Seperti
dalam penjabaran misi spesifik hidup (NHW 4), saya menyebutkan tentang kekuatan
jiwa sosial saya. Meskipun saya senang bekerja mandiri, namun saya akan lebih
puas ketika hasil kerja saya menjadi bahan untuk bekerja sama dengan orang
lain. Dan berorganisasi menjadi wadah penyaluran peran ini.
Hubungan
interpersonal ini saya batasi dalam ranah kerjasama dan bukan atau belum dalam
ranah memimpin. Saya senang belajar
organisasi, berkomunikasi, mengelola sumber daya, merumuskan program kerja.
Namun saya memiliki kepekaan rasa cukup tinggi, sehingga belum sesuai untuk mengambil
peran instruktur. Sering merasa tidak tega ketika membagi pekerjaan.
Lalu,
mengaitkan networking dengan peran yang lain. “Apa yang bisa saya lakukan untuk
orang lain?”. Saya memiliki peran motivator, creator dan journalist.
Ö
Motivator. Apapun bentuknya saya merasa senang
ketika apa yang saya sampaikan menjadi inspirasi bagi orang lain.
Ö
Journalist. Sedikit banyak menyukai dunia
media sebagai wadah eksistensi diri.
Ö
Creator. Seperti dalam NHW 5. Saya ingin
berkarya dengan cara beda dan menghasilkan karya yang belum banyak digunakan
orang lain.
BISA
|
TIDAK BISA
|
|
SUKA
|
Ö Menyajikan ide
dan gagasan dalam bentuk visual
Ö Bekerjasama
dengan orang lain
Ö Berorganisasi
|
Ö Bercocok tanam
Ö Desain grafis
|
TIDAK SUKA
|
-
Masak
sebagai hobi
|
-
Berdandan
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar