Sabtu, 26 November 2016

Rutin atau Dinamis ?

IBU MANAJER KELUARGA HANDAL
Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #6

Motivasi Bekerja Ibu
Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang bekerja di ranah domestik. Sedangkan Ibu Bekerja adalah sebutan untuk ibu yang bekerja di ranah publik. Maka melihat definisi di atas, sejatinya semua ibu adalah *_ibu bekerja_* yang wajib professional menjalankan aktivitas di kedua ranah tersebut, baik domestik maupun publik.
Apapun ranah bekerja yang ibu pilih, memerlukan satu syarat yang sama, yaitu
kita harus “SELESAI” dengan management rumah tangga kita

Kita harus merasakan rumah kita itu lebih nyaman dibandingkan aktivitas dimanapun. Sehingga anda yang memilih sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik, akan lebih professional mengerjakan pekerjaan di rumah bersama anak-anak. Anda yang Ibu Bekerja di ranah publik, tidak akan menjadikan bekerja di publik itu sebagai pelarian ketidakmampuan kita di ranah domestik.
Mari kita tanyakan pada diri sendiri, apakah motivasi kita bekerja ?
🍀Apakah masih *ASAL KERJA*, menggugurkan kewajiban saja?
🍀Apakah didasari sebuah *KOMPETISI* sehingga selalu ingin bersaing dengan orang/ keluarga lain?
🍀Apakah karena *PANGGILAN HATI* sehingga anda merasa ini bagian dari peran anda sebagai Khalifah?

Dasar motivasi tersebut akan sangat menentukan action kita dalam menangani urusan rumah tangga dan pekerjaan kita
.
🍀Kalau anda masih “ASAL KERJA” maka yang terjadi akan mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi, anda menganggap pekerjaan ini sebagai beban, dan ingin segera lari dari kenyataan.
🍀Kalau anda didasari “KOMPETISI”, maka yang terjadi anda stress, tidak suka melihat keluarga lain sukses
🍀Kalau anda bekerja karena “PANGGILAN HATI” , maka yang terjadi anda sangat bergairah menjalankan tahap demi tahap pekerjaan yang ada. Setiap kali selesai satu tugas, akan mencari tugas berikutnya, tanpa _MENGELUH_.

Ibu Manajer Keluarga
Peran Ibu sejatinya adalah seorang manager keluarga, maka masukkan dulu di pikiran kita

Saya Manager Keluarga
kemudian bersikaplah, berpikirlah selayaknya seorang manager.
🍀Hargai diri anda sebagai manager keluarga, pakailah pakaian yang layak (rapi dan chic) saat menjalankan aktivitas anda sebagai manager keluarga.
🍀Rencanakan segala aktivitas yang akan anda kejakan baik di rumah maupun di ranah publik, patuhi
🍀Buatlah skala prioritas
🍀Bangun Komitmen dan konsistensi anda dalam menjalankannya.

Menangani Kompleksitas Tantangan
Semua ibu, pasti akan mengalami kompleksitas tantangan, baik di rumah maupun di tempat kerja/organisasi, maka ada beberapa hal yang perlu kita praktekkan yaitu :
a. PUT FIRST THINGS FIRST
Letakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama. Kalau buat kita yang utama dan pertama tentulah anak dan suami. - Buatlah perencanaan sesuai skala prioritas anda hari ini - aktifkan fitur gadget anda sebagai organizer dan reminder kegiatan kita.
b.ONE BITE AT A TIME
Apakah itu one bite at a time?
-Lakukan setahap demi setahap -Lakukan sekarang -Pantang menunda dan menumpuk pekerjaan
c. DELEGATING
Delegasikan tugas, yang bisa didelegasikan, entah itu ke anak-anak yang lebih besar atau ke asisten rumah tangga kita.
*_ Ingat anda adalah manager, bukan menyerahkan begitu saja tugas anda ke orang lain, tapi anda buat panduannya, anda latih, dan biarkan orang lain patuh pada aturan anda_*
Latih-percayakan-kerjakan-ditingkatkan-latihlagi-percayakan lagi-ditingkatkan lagi begitu seterusnya_
Karena pendidikan anak adalah dasar utama aktivitas seorang ibu, maka kalau anda memiliki pilihan untuk urusan delegasi pekerjaan ibu ini, usahakan pilihan untuk mendelegasikan pendidikan anak ke orang lain adalah pilihan paling akhir.

Perkembangan Peran
Kadang ada pertanyaan, sudah berapa lama jadi ibu? Kalau sudah melewati 10.000 jam terbang seharusnya kita sudah menjadi seorang ahli di bidang manajemen kerumahtanggaan. Tetapi mengapa tidak? Karena selama ini kita masih SEKEDAR MENJADI IBU.
Ada beberapa hal yang bisa bunda lakukan ketika ingin meningkatkan kualitas bunda agar tidak sekedar menjadi ibu lagi, antara lain:
🍀Mungkin saat ini kita adalah kasir keluarga, setiap suami gajian, terima uang, mencatat pengeluaran, dan pusing kalau uang sudah habis, tapi gajian bulan berikutnya masih panjang.
Maka tingkatkan ilmu di bidang perencanaan keuangan, sehingga sekarang bisa menjadi “managjer keuangan keluarga.
🍀Mungkin kita adalah seorang koki keluarga, tugasnya memasak keperluan makan keluarga. Dan masih sekedar menggugurkan kewajiban saja. Bahwa ibu itu ya sudah seharusnya masak.Sudah itu saja, hal ini membuat kita jenuh di dapur.
Mari kita cari ilmu tentang manajer gizi keluarga, dan terjadilah perubahan peran.
🍀Saat anak-anak memasuki dunia sekolah, mungkin kita adalah tukang antar jemput anak sekolah. Hal ini membuat kita tidak bertambah pintar di urusan pendidikan anak, karena ternyata aktivitas rutinnya justru banyak ngobrol tidak jelas sesama ibu –ibu yang seprofesi antar jemput anak sekolah.
Mari kita cari ilmu tentang pendidikan anak, sehingga meningkatkan peran saya menjadi “manajer pendidikan anak”.
Anak-anakpun semakin bahagia karena mereka bisa memilih berbagai jalur pendidikan tidak harus selalu di jalur formal.
🍀Cari peran apalagi, tingkatkan lagi…..dst
Jangan sampai kita terbelenggu dengan rutinitas baik di ranah publik maupun di ranah domestik, sehingga kita sampai lupa untuk meningkatkan kompetensi kita dari tahun ke tahun.
Akhirnya yang muncul adalah kita melakukan pengulangan aktivitas dari hari ke hari tanpa ada peningkatan kompetensi. Meskipun anda sudah menjalankan peran selama 10.000 jam lebih, tidak akan ada perubahan karena kita selalu mengulang hal-hal yang sama dari hari ke hari dan tahun ke tahun.

Hanya ada satu kata
*BERUBAH atau KALAH*

Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
_SUMBER BACAAN_:
_Institut Ibu Profesional, Bunda Cekatan, sebuah antologi perkuliahan IIP, 2015_
_Hasil diskusi Nice Homework Matrikulasi IIP Batch #1, 2016_
_Irawati Istadi, Bunda Manajer Keluarga, halaman featuring, Success Mom's Story: Zainab Yusuf As'ari, Amelia Naim, Septi Peni, Astri Ivo, Ratih Sanggarwati, Okky Asokawati,Fifi Aleyda Yahya, Oke Hatta Rajasa, Yoyoh Yusroh, Jackie Ambadar, Saraswati Chasanah, Oma Ary Ginanjar, Pustaka Inti, 2009_
______________________________________________________________________________________________________________

#widitramaulida_NHW6

RUTIN ATAU DINAMIS ?

3 Aktivitas Penting
1.       Mendidik Anak
2.       Menyelesaikan kebutuhan rumah tangga
3.       Menulis

Setiap hari, saya mengerjakan 3 hal tersebut. 3 aktivitas pokok dari peran saya sebagai ibu, istri dan individu di dalam rumah peradaban ini. Saya dan suami sepakat untuk tidak membenturkan satu peran dengan peran yang lain. Ada waktunya fokus di satu peran, ada juga waktunya dua peran dilakukan bersama. Karena bagi kami anak-anak pun berhak mendapat pelajaran kehidupan dari aktivitas orangtuanya.
Misalnya, ketika jadwal mencuci pakaian. Pagi hari sebelum waktu mandi dan sarapan, anak-anak akan melakukan olah fisik, sekaligus diinisiasi tentang menjemur pakaian. Waktu menjemur akan lebih lama?, itu sudah pasti. Namun itu dapat menjadi momen penting bagi anak dalam mempraktekkan aspek keterampilan hidup.  
Misalnya yang lain, ada waktunya saya sengaja mengatur waktu memasak setelah Afifah pulang sekolah.  Dengan tujuan sebagai aktivitas belajarnya di rumah. Dalam aktivitas tersebut Afifah melatih motorik halusnya serta melatih keterampilan hidup.

1. Mendidik Anak
Sebagai guru pertama bagi anak-anak, saya membuat pemetaan aspek tumbuh kembang anak dalam aktivitas harian. Tujuannya sebagai monitoring kami untuk mengetahui apakah stimulasi aspek-aspek tersebut telah seimbang diterapkan dalam aktivitas harian anak-anak. Sehingga dapat memunculkan indikator kebutuhan stimulasi.

No
Lingkup Tumbuh Kembang
Aktivitas Harian
Aktivitas Dinamis
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
1
Praktek Agama
praktek doa harian











¨©
¨©

2
Motorik Kasar
olahraga pagi
¨©
¨








¨©



3
Motorik Halus
makan, menulis


¨

©









4
Kognitif



¨


¨©







¨©
5
Bahasa
 Bercerita


¨
¨

¨©

¨©




¨©
¨©
6
Keterampilan Hidup
mandi, makan, memakai baju, memakai sandal/sepatu, menyapu, membuang sampah, menyiapkan susu atau makanan




©

¨©







7
Sosial Emosi
Bermain bersama

¨
















sekolah










¨
AFIFAH
©
KHALID
¨©
AFIFAH & KHALID

Aktivitas harian dalam tabel di atas yaitu aktivitas yang tidak terikat waktu dan rutin dikerjakan setiap hari. Namun mengandung nilai moral dan pendidikan yang dapat ditanamkan kepada anak-anak.
Sedangkan aktivitas dinamis yaitu aktivitas yang perlu waktu khusus dan perencanaan. Disesuaikan dengan aspek tumbuh kembang anak menurut usia masing-masing.

2. Mengelola Rumahtangga
Rumah yang dirindukan adalah rumah yang mencetak banyak sejarah dalam memori seseorang. Rumah yang didalamnya terdapat manusia penuh cinta dan kenangan penuh makna. Dan rumah sebagai rumah itu sendiri, bangunan fisik yang menjadi saksi bisu atas sejarah di dalamnya.
Pelaksana tata kelola rumahtangga dilaksanakan atas kerjasama kami sebagai suami-istri. Aktivitas rumahtangga harian yaitu : mencuci piring, menyiapkan sarapan, belanja, mencuci pakaian, menyapu, mengepel, memasak menu siang dan malam.
Dulu saya berpikir mengerjakan aktivitas rumah tangga (bagian saya) harus bebas dari gangguan anak-anak, ketika tidur atau bermain sendiri. Saya sering merasa kesal ketika tidak menemukan waktu “bebas dari anak”, kadang ikut ketiduran atau harus di samping anak-anak.
Seiring berjalannya waktu, saya mengubah mindset saya bahwa anak-anak juga dapat dilibatkan dalam aktivitas rumahtangga. Dengan syarat anak mau dan anak senang, sedang syarat berikutnya saya harus menyiapkan ekspektasi bahwa aktivitas ini akan berjalan lebih lama dengan hasil yang kurang maksimal. “Menyiapkan ekspektasi” ternyata cukup ampuh bagi saya untuk menahan emosi.

3. Menulis
Ada waktu khusus yang saya siapkan untuk dapat berimaji sendiri, yaitu jam 01.00-04.00 AM  setiap hari. Saya merasa bahagia dan harus melakukannya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar