Sabtu, 05 November 2016

Peradaban dimulai dari Rumah kami

MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH
Materi Matrikulasi Institut Ibu Profesional Sesi #3

“Rumah adalah taman dan gerbang peradaban yang mengantarkan anggota keluarganya
 menuju peran peradabannya”

Bunda, rumah kita adalah pondasi sebuah bangunan peradaban, dimana kita berdua bersama suami, diberi amanah sebagai pembangun peradaban melalui pendidikan anak-anak kita. Oleh karena itu sebagai orang yang terpilih dan dipercaya oleh yang Maha Memberi Amanah, sudah selayaknya kita jalankan dengan sungguh-sungguh.
Maka tugas utama kita sebagai pembangun  peradaban adalah mendidik anak-anak sesuai dengan kehendakNya, bukan mencetaknya sesuai keinginan kita.
Sang Maha Pencipta menghadirkan kita di muka bumi ini sudah dilengkapi dengan “misi spesifiknya”, tugas kita memahami kehendakNya.
Kemudian ketika kita dipertemukan dengan pasangan hidup kita untuk membentuk sebuah keluarga, tidak hanya sekedar untuk melanjutkan keturunan, atau hanya sekedar untuk menyempurnakan agama kita. Lebih dari itu, kita bertemu dengan suami dan melahirkan anak-anak, adalah untuk lebih memahami apa sebenarnya “peran spesifik keluarga” kita di muka bumi ini.
Hal ini yang kadang kita lupakan, meski sudah bertahun-tahun menikah.

Darimana kita harus memulainya?


PRA NIKAH
Buat anda yang masih dalam taraf memantaskan diri agar mendapatkan partner membangun peradaban keluarga yang cocok, mulailah dengan tahapan-tahapan ini:
a. Bagaimana proses anda dididik oleh orangtua anda dulu?
b. Adakah yang membuat anda bahagia?
c. Adakah yang membuat anda “sakit hati/dendam’ sampai sekarang?
d. Apabila ada, sanggupkah anda memaafkan kesalahan masa lalu orangtua anda, dan kembali mencintai, menghormati beliau dengan tulus?

Kalau empat pertanyaan itu sudah terjawab dengan baik, maka melajulah ke jenjang pernikahan, dan tanyakan ke calon pasangan anda ke empat hal tersebut, minta dia segera menyelesaikannya.
Karena,
ORANG YANG BELUM SELESAI DENGAN MASA LALUNYA , AKAN MENYISAKAN BANYAK LUKA  KETIKA MENDIDIK ANAKNYA KELAK NIKAH

NIKAH
Untuk anda yang sudah berkeluarga, ada beberapa panduan untuk memulai membangun peradaban bersama suami anda dengan langkah-langkah sbb:
Pertama, temukan potensi unik kita dan suami, coba ingat-ingat mengapa dulu anda memilih “dia” menjadi suami anda? Apa yang membuat anda jatuh cinta padanya? Dan apakah sampai hari ini anda masih bangga terhadap suami anda?
Kedua, lihat diri kita, apa keunikan positif yang kita miliki? Mengapa Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Sampai kita berjodoh dengan laki-laki yang sekarang menjadi suami kita? Apa pesan rahasia Allah terhadap diri kita di muka bumi ini?
Ketiga, lihat anak-anak kita, mereka anak-anak luar biasa. Mengapa rahim kita yang dipilih untuk tempat bertumbuhnya janin anak-anak hebat yang sekarang ada bersama kita? Mengapa kita yang dipercaya untuk menerima amanah anak-anak ini? Punya misi spesifik apa Allah kepada keluarga kita, sehingga menghadirkan anak-anak ini di dalam rumah kita?
Keempat, lihat lingkungan dimana kita hidup saat ini. Mengapa kita bisa bertahan hidup dengan kondisi alam dimana tempat kita tinggal saat ini? Mengapa Allah menempatkan keluarga kita disini? Mengapa keluarga kita didekatkan dengan komunitas-komunitas yang berada di sekeliling kita saat ini?

Empat pertanyaan di atas, apabila terjawab akan membuat anda dan suami memiliki “misi pernikahan” sehingga membuat kita layak mempertahankan keberadaan keluarga kita di muka bumi ini.

ORANGTUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)
Buat anda yang saat ini membesarkan anak anda sendirian, ada pertanyaan tambahan yang perlu anda jawab selain ke empat hal tersebut di atas.
a.  Apakah proses berpisahnya anda dengan bapaknya anak-anak menyisakan luka?
b. Kalau ada luka, sanggupkah anda memaafkannya?
c. Apabila yang ada hanya kenangan bahagia, sanggupkah anda mentransfer energi tersebut menjadi energi positif yang bisa menjadi kekuatan anda mendidik anak-anak tanpa kehadiran ayahnya?

Setelah ketiga pertanyaan tambahan  di atas terjawab dengan baik, segeralah berkolaborasi dengan komunitas pendidikan yang satu chemistry dengan pola pendidikan anda dan anak-anak.
Karena,
IT TAKES A VILLAGE TO RAISE A CHILD
Perlu orang satu kampung untuk mendidik satu orang anak.

Berawal dari memahami peran spesifik keluarga kita dalam membangun peradaban, kita akan makin paham apa  potensi unik produktif keluarga kita, sehingga kita bisa senantiasa berjalan di jalanNya. Karena orang yang sudah berjalan di jalanNya, peluanglah yang akan datang menghampiri kita, bukan justru sebaliknya, kita yang terus menerus mengejar uang dan peluang.
Selanjutnya kita akan makin paham program dan kurikulum pendidikan semacam apa yang paling cocok untuk anak-anak kita, diselaraskan dengan bakat tiap anak, potensi unik alam sekitar, kearifan lokal dan potensi komunitas di sekitar kita.
Kelak, anda akan membuktikan bahwa antara pekerjaan, berkarya dan mendidik anak, bukanlah sesuatu yang terpisahkan, sehingga harus ada yang dikorbankan. Semuanya akan berjalan beriring selaras dengan harmoni irama kehidupan.

SUMBER BACAAN
Agus Rifai, Konsep,Sejarah dan Kontribusi keluarga dalam Membangun Peradaban, Jogjakarta, 2013
Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016
Muhammad Husnil, Melunasi Janji Kemerdekaan, Jakarta, 2015
Kumpulan artikel, Membangun Peradaban, E-book, tanggal akses 24 Oktober 2016
_____________________________________________________________________________________



#widitramaulida_NHW3


PERADABAN DIMULAI DARI RUMAH KAMI




Kembali Jatuh Cinta, sebagai seorang Istri
Kembali mengingat perjumpaan awal dengan suami, untuk menjawab pertanyaan cinta :
apakah dia masih seperti lelaki yang dulu kuimpikan?
dan sebaliknya ,
apakah aku masih seperti wanita impiannya saat ia melamarku dulu?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu kami tinjau secara berkala untuk memupuk benih cinta sejak awal pernikahan kami. Sehingga benih itu dapat terus tumbuh dan memberi kehangatan dalam rumah kami.
Ada dua hal yang betul saya ingat dan membuat saya memantapkan diri dilamar olehnya.
Pertama, yaitu karena ketegasannya. Ia seperti badan sungai  yang menentukan kemana air sungai mengalir. Ia dapat menangkap dan mengarahkan sifatku dulu yang cenderung mengalir, pragmatis da tanpa rencana.
Kedua, yaitu karena sikap dan kasih sayangnya kepada Ibu kandungnya. Jarang saya melihat sikap seorang lelaki kepada ibundanya seperti sikapnya memperlakukan ibundanya.
Setelah lima tahun, dua hal itu tidak berubah, namun telah membawa banyak perubahan dalam hidupku.
Dan saat ini, apakah saya pun sama memberikan hawa segar perubahan dalam hidupnya?. Tanpa pikir panjang, saya memintanya untuk menuliskan sedikit tentang saya.

Bismillahirrahmanirahiim..
Tulisan ini dibuat atas permintaaan istri saya tercinta (widitra maulida, zahra dalam hidup ku)
serta dalam kondisi keletihan pikiran pekerjaan....
Tapi tulisan ini hanya semata tulisan, dimana keadaan sebenarnya
 tercermin dalam laku perbuatan yg tidak akan bisa menipu...
Zahra, terima kasih telah membersamai aku (seorang pengelana)
dimana setiap selang waktu tertentu pasti mendengar keluh-kesah ku
serta ketidak pastian atas rencana-rencana kita di masa depan nanti,
pesan Ku: sabar yaa...
Zahra, terima kasih telah memberikan 2 buah hati yg lucu2.
Mungkin banyak orang yg lupa, tapi aku akan selalu ingat
bahwa mereka dititipkan pada kita untuk kita didik
 dan kita bekali mereka untuk siap pada masa ny.
Pesan Ku: Sabar yaa...
Zahra, terima kasih telah mengelola keluarga kecil kita d rumah
sewaktu aku tidak berada d dekat mu.
 Aku tau itu bukan pekerjaan yg mudah, untuk jadi guru, chef, teladan & teman main,
 tp yakinlah bahwa dalam hatiku ingin selalu berada d dekat mu.
Pesan ku: Sabar yaa...
Akhir kata, seperti nya tidak akan terwakili dengan kata2 ini, tapi waktu akan mmbuktikannya..
Aku sayang kamu, ke surga sama-sama yuk...
Al Fakir (wanda Hafiz) teruntuk zahra ( widitra Maulida)

Alhamdulillah, saya sangat bersyukur suami dapat memenuhi permintaan saya, yang sukses membuat air mata ini meleleh setelah membaca tulisan itu.
Bukan. Bukan karena kata-kata sanjungan dan rayuan dalam tulisan itu.
Ada 2 hal utama, yaitu :
Pertama. Dia romantis karena melakukan sesuatu yang sangat jarang ia lakukan. Ya, menuliskan tentang istrinya. Itu sesuatu yang perlu diberikan apresiasi tinggi.
Kedua. Karena informasi yang terungkap dalam tulisan itu.
Bahwasannya ia sebagai komandan keluarga menyadari betul anak adalah milik zamannya, sehingga memunculkan semangat dalam merancang pendidikan anak lebihbaik lagi.
Juga bahwasannya ia menjunjung tinggi peran ibu rumah tangga. Ia mengingatkanku bahwa dibutuhkan profesionalitas dalam mengelola rumah dan keluarga.


Happy Parenting bersama Umi
Porsi utama pikiran, tenaga dan waktu seorang ibu dipersembahkan untuk buah hati tercinta. Mendidik dan merancang pendidikan anak merupakan kewajiban bersama suami dan istri, namun teknis pelaksanaan 80% ada di tangan seorang ibu.
Kunci utama dalam memunculkan bakat anak adalah pendampingan fisik dan observasi secara berkesinambungan.
Berdasarkan standar perkembangan anak usia dini menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no.58 tahun 2009, berikut tabulasi tumbuh kembang Afifah dan Khalid.


NO
Lingkup Perkembangan
AFIFAH FAIRUZZAMAN
(4 th 2 bl)
KHALID BADIUZZAMAN
(19 bl)
1
Nilai Moral dan Agama
·     Mulai memahami siapa Allah
·     Mengikuti gerakan sholat dari awal hingga akhir
·     Menghafal doa dan surat pendek
·     Mengenal perilaku baik dan tidak baik
·     Menirukan cara sholat
·     Menirukan membaca Iqro
2
Motorik
a. Motorik Kasar
·      Menirukan gerakan binatang,
pohon tertiup angin, pesawat
terbang, dsb.
·      Melakukan gerakan
menggantung (bergelayut).
·      Melakukan gerakan melompat,
·      meloncat, dan berlari secara
terkoordinasi
·      Melempar sesuatu secara
terarah
·      Menangkap sesuatu secara
tepat
·      Melakukan gerakan antisipasi
·      Mengikuti gerakan senam
·     Jalan lambat, jalan cepat
·     Menendang bola
·     Naik tangga dengan berpegangan
·     Mendorong galon

b. Motorik Halus
·      Menggambar sesuai gagasannya.
·      Meniru bentuk, angka, huruf.
·      Melakukan eksplorasi dengan
berbagai media dan kegiatan.
·      Menggunakan alat tulis dengan benar
·      Menggunting sesuai dengan pola.
·      Menempel gambar dengan tepat.
·      Mengekspresikan diri melalui
gerakan menggambar
·     Memegang alat tulis
·     Mebuat coretan bebas
·     Memegang gelas
·     Memungut kacang dan memasukkannya ke wadah

c. Kesehatan Fisik
·      Postur tubuh dan berat badan rata-rata
·     Postur tubuh dan berat badan di atas rata-rata
3
Kognitif
a. Mengenal pengetahuan umum
·      Mengklasifikasi benda
berdasarkan fungsi.
·      Menunjukkan aktivitas yang
bersifat eksploratif dan menyelidik, (seperti: apa yang terjadi ketika air ditumpahkan).
·      Menyusun perencanaan kegiatan yang akan dilakukan.
·      Mengenal sebab-akibat tentang lingkungannya
·      Menunjukkan inisiatif dalam
memilih tema permainan
·      Memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
·     Menyebut : abi, umi, kakak, minum, makan, mama, susu
·     Mulai memahami konsep kepemilikan : baju, botol minum, sepeda, sepatu

b. Konsep bentuk, warna, ukuran dan pola

-

c. Konsep angka dan huruf

-
4
Bahasa
a. Menerima bahasa

·     Memahami perintah
·     Menunjuk benda dan nama yang sudah dipahami
·     Memperhatikan dan menunjuk gambar dalam buku

b. Mengungkapkan bahasa

·     Menjawab : ya, sudah
·      
5
Sosial Emosi

·     Senang, tertawa, marah, sedih
·     Ekspresi berbeda terhadap orang asing
·     Memperhatikan teman-temannya bermain

Berdasarkan ritme aktivitasnya :
Afifah menonjol dalam aktivitas motorik kasar, motorik halus dan bicaranya. Memiliki inisiasi dan ide dalam tiga aktivitas tersebut secara mandiri. Secara spesifik yang ia senangi, aktivitas motorik kasarnya : berlari, melompat, memanjat, bersepeda. Aktivitas motorik halusnya : menggambar, mewarnai, menulis angka dan huruf, menggunting dan menempel. Aktivitas bicaranya yaitu senang bercerita.
Sedangkan yang masih harus dikejar dan terus diperbaiki adalah moral dan tingkah perilakunya.
Khalid sedang menyenangi aktivitas mandiri : makan, minum, membuang sampah, membuka dan menutup pintu. Ia senan diberi kepercayaan untuk melakukan sesuatu secara mandiri.


Happy Mom, Happy Kids and Happy Family
Sejujurnya, saya masih ontheway menggali dan menumbuhkan bakat serta potensi pribadi.
Namun satu hal dasar yang saya pahami, bahwa keikhlasan dan kebahagiaan menjalani peran ibu professional merupakan anugerah Allah yang harus saya pegang kuat dalam membangun keluarga bahagia.


Keluarga juga Milik Umat
Menyusun peran strategis keluarga bagi umat dan lingkungan sekitar. Dimulai dari satu project kecil yaitu berbagi dengan tetangga. Saat ini masih sekedar hasil kreasi dapur yang dibagi. Harapa kami ke depannya terus berkembang hingga kami memiliki peran spesifik bagi umat dan lingkungan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar