BELAJAR
BAGAIMANA CARANYA BELAJAR
Materi
Matrikulasi IIP batch #2 sesi #5
Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar,
Bagaimana sudah makin mantap dengan jurusan ilmu yang dipilih? kalau
sudah, sekarang mari kita belajar bagaimana caranya belajar. Hal ini akan
sangat bermanfaat untuk lebih membumikan kurikulum yang teman-teman buat.
Sehingga ketika teman-teman membuat kurikulum unik (customized curriculum)
untuk anak-anak, makin bisa menerjemahkan secara setahap demi setahap karena
kita sudah melakukannya. Inilah tujuan kita belajar.
Sebagaimana yang sudah kita pelajari di materi sebelumnya, bahwa semua
manusia memiliki fitrah belajar sejak lahir. Tetapi mengapa sekarang ada orang
yg senang belajar dan ada yang tidak suka belajar.
Suatu pelajaran yang menurut kita berat jika dilakukan dengan senang hati
maka pelajaran yang berat itu akan terasa ringan, dan sebaliknya
pelajaran yang ringan atau mudah jika dilakukan dengan terpaksa maka akan
terasa berat atau sulit.
Jadi suka atau tidaknya kita pada suatu pelajaran itu bukan bergantung
pada berat atau ringannya suatu pelajaran. Lebih kepada rasa.
Membuat BISA itu mudah, tapi membuatnya SUKA itu baru tantangan
Melihat perkembangan dunia yang semakin canggih dapat kita rasakan bahwa
dunia sudah berubah dan dunia masih terus berubah.
Perubahan ini semakin hari semakin cepat sekali.
Anak kita sudah tentu akan hidup di jaman yang berbeda dengan jaman kita.
Maka teruslah mengupdate diri, agar kita tidak membawa anak kita mundur
beberapa langkah dari jamannya.
Apa yang perlu kita persiapkan untuk kita dan anak kita ?
Kita dan anak-anak perlu belajar tiga hal :
1. Belajar hal berbeda
2. Cara belajar yang
berbeda
3. Semangat Belajar
yang berbeda
Belajar Hal Berbeda
Apa saja yang perlu di pelajari ?
yaitu dengan belajar apa saja yang bisa:
Menguatkan Iman,
ini adalah dasar yang amat penting bagi anak-anak kita untuk meraih masa
depannya
Menumbuhkan karakter yang baik.
Menemukan passionnya (panggilan
hatinya)
Cara Belajar Berbeda
Jika dulu kita dilatih untuk terampil menjawab, maka latihlah anak
kita untuk terampil bertanya Keterampilan bertanya ini akan dapat membangun
kreatifitas anak dan pemahaman terhadap diri dan dunianya.
Kita dapat menggunakan jari tangan kita sebagai salah satu cara untuk
melatih keterampilan anak2 kita untuk bertanya.
Misalnya :
Ibu jari : How
Jari telunjuk : Where
Jari tengah : What
Jari manis : When
Jari kelingking : Who
Kedua telapak tangan di buka : Why
Tangan kanan kemudian diikuti tangan kiri di buka : Which one.
Jika dulu kita hanya menghafal materi, maka sekarang ajak anak kita untuk
mengembangkan struktur berfikir. Anak tidak hanya sekedar menghafal akan tetapi
perlu juga dilatih untuk mengembangkan struktur berfikirnya.
Jika dulu kita hanya pasif mendengarkan, maka latih anak kita dg aktif
mencari. Untuk mendapatkan informasi tidak sulit hanya butuh kemauan saja.
Jika dulu kita hanya menelan informasi dr guru bulat-bulat, maka ajarkan
anak untuk berpikir skeptik
Apa
itu berpikir skeptik ?
Berpikir Skeptik yaitu tidak sekedar menelan informasi yang didapat
bulat-bulat. Akan tetapi senantiasa mengkroscek kembali kebenarannya dengan
melihat sumber-sumber yang lebih valid.
Semangat Belajar Yang berbeda
Semangat belajar yang perlu ditumbuhkan pada anak kita adalah :
- Tidak hanya sekedar mengejar nilai rapor akan tetapi memahami subjek
atau topik belajarnya.
- Tidak sekedar meraih ijazah/gelar tapi
kita ingin meraih sebuah tujuan atau cita-cita.
Ketika kita mempunyai sebuah tujuan yang jelas maka pada saat berada ditempat
pendidikan kita sudah siap dengan sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Maka pada
akhirnya kita tidak sekedar sekolah tapi kita berangkat untuk belajar (menuntut
ilmu).
Yang harus dipahami,
Menuntut
Ilmu bukan hanya saat sekolah, tetapi dapat dilakukan sepanjang hayat kita
Bagaimanakah dengan Strategi
Belajarnya?
Strategi Meninggikan Gunung
bukan meratakan lembah
Maksudnya adalah dengan menggali kesukaan, hobby, passion,
kelebihan, dan kecintaan anak-anak kita terhadap hal2 yg mereka minati dan kita
sebagai orangtuanya mensupportnya semaksimal mungkin.
Misalnya jika anak suka bola maka mendorongnya dengan memasukkannya
pada club bola, maka dengan sendirinya anak akan melakukan proses
belajar dengan gembira.
Sebaliknya jangan meratakan
lembah
yaitu dengan menutupi kekurangannya,
Misalnya apabila anak kita tidak pandai matematika justru kita berusaha
menjadikannya untuk menjadi pandai matematika dengan menambah porsi belajar
matematikanya lebih sering (memberi les misalnya). Ini akan menjadikan anak semakin stress.
Jadi ketika yang kita dorong pada anak-anak kita adalah keunggulan /
kelebihannya maka anak-anak kita akan melakukan proses belajar dengan gembira.
Orang tua tidak perlu lagi mengajar atau menyuruh-nyuruh anak untuk
belajar akan tetapi anak akan belajar dan mengejar sendiri terhadap informasi
yang ingin dia ketahui dan dapatkan. Inilah yang membuat anak belajar atas
kemauan sendiri, hingga ia melakukannya dengan senang hati.
Bagaimanakah membuat anak menjadi
anak yang suka belajar ?
Caranya adalah :
1. Mengetahui apa yang anak-anak mau / minati
2. Mengetahui tujuannya, cita-citanya
3. Mengetahui passionnya
Jika sudah mengerjakan itu semua maka anak kita akan meninggikan
gunungnya dan akan melakukannya dengan senang hati.
Good is not
enough anymore we have to be different
Baik saja itu tidak cukup,tetapi kita juga harus punya nilai lebih (yang
membedakan kita dengan orang lain).
Peran kita sebagai orang tua :
- Sebagai pemandu : usia 0-8 tahun.
- Sebagai teman bermain anak-anak
kita : usia 9-16 tahun.
Kalau tidak maka anak-anak akan menjauhi kita dan anak akan lebih
dekat/percaya dengan temannya
- Sebagai sahabat yang siap mendengarkan anak-anak kita : usia 17 tahun
keatas.
Cara mengetahui passion
anak adalah :
1. Observation ( pengamatan)
2. Engage(terlibat)
3. watch and listen ( lihat dan dengarkan
suara anak)
Perbanyak ragam kegiatan anak, olah raga, seni dan lain-lain.
Belajar untuk telaten mengamati, dengan melihat dan mencermati terhadap
hal-hal yang disukai anak kita dan apakah konsisten dari waktu ke waktu.
Diajak diskusi tentang kesenangan anak, kalau memang suka maka kita
dorong.
Cara mengolah kemampuan berfikir
Anak dengan :
1. Melatih anak untuk belajar bertanya,
Caranya: dengan menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya mengenai suatu
obyek.
2. Belajar menuliskan hasil pengamatannya Belajar
untuk mencari alternatif solusi atas masalahnya
3. Presentasi yaitu mengungkapkan akan apa yang
telah didapatkan/dipelajari
4. Kemampuan berfikir pada balita bisa ditumbuhkan
dengan cara aktif bertanya pada si anak.
Selamat belajar dan menjadi teman belajar anak-anak kita,
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
Sumber bacaan :
Dodik Mariyanto, Learning How to Learn, materi workshop, 2014
Joseph D Novak, Learning how to learn, e book, 2009
_____________________________________________________________________________________
#widitramaulida_NHW5
Gaya
Belajar Gue Banget!
Ada dua tahap penting yang saya lakukan sebelum menyusun Desain
Pembelajaran Pribadi, yaitu :
1. Mengenal dengan
jujur gaya belajar pribadi
2. Menganalisa SWOT
terhadap gaya belajar tersebut
Berdasarkan pengalaman belajar formal selama 18 tahun (TK-SD-SMPSMA-S1). Saya
memiliki kecenderungan gaya belajar visual. Lebih mudah menangkap makna dengan
membaca buku, mengamati pola/gambar dan menonton media.
Dan setelah saya amati hasil dari belajar, saya pun memiliki kecenderungan
menuangkannya dalam bentuk visual. Saya senang ketika hasil belajar saya
bermanfaat dan digunakan oleh orang lain.
Sedangkan dalam proses belajar, saya bisa bekerjasama, namun saya lebih
senang jika diberi peluang waktu untuk mengerjakannya secara mandiri.
Dan ketika dikaitkan dengan misi spesifik hidup saya, gaya belajar ini
memiliki kesesuaian dan energi dalam melancarkan misi tersebut. Namun tetap ada kelemahan dari proses belajar
ini yang akan saya urai dalam tabel SWOT.
|
Strength
|
Weaknesses
|
Opportunities
|
Gaya belajar visual
Bekerja mandiri
|
Belum fokus
|
Threats
|
Cukup kreatif
(ingin berbeda)
|
Haus prestasi
|
Dari analisa SWOT tersebut, saya perlu berakselerasi untuk memperkuat
kekuatan dalam menjawab peluang dan tantangan. Serta mengenyahkan kelemahan
baik dari internal yaitu belum dapat fokus dalam belajar, maupun eksternal
yaitu bayangan prestasi yang harus dimiliki.
Mengakui
dengan jujur kekuatan dan kelemahan pribadi,
ternyata
dapat menggugah semangat belajar dan berkarya. Aha!
Dan ini kunci belajar saya yang harus selalu saya genggam dalam
melaksanakan Tabel Aplikasi Misi (dalam NHW 4) :
Ø
Fokus! Menentukan
batasan dan target belajar dalam rentang waktu tertentu.
Ø
Pasang kacamata kuda! Membedakan kapan waktu berguru dan waktu bekerja mandiri.
Ø
Just Do It! Memindahkan posisi prestasi dari
depan kepala ke belakang ekor. Cukup dengan segera menyelesaikan target dan
lanjut bergerak ke target selanjutnya.
Ø
Niat Lillah!
Memperbaiki niat belajar dan berkarya secara kontinu. Karena prestasi
hanya sekedar bonus
Ø
Never Ending Learning! Hingga meraih gelar almarhumah dengan indeks
cumlaude.
Bismillah
Bismillah
Bismillah
Laa Haula Wa Laa Quwwata llla Billah…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar