Sabtu, 12 November 2016

Mission Begins

MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH
PROGRAM MATRIKULASI IBU PROFESIONAL SESI #4


Bunda, setelah kita memamahi bahwa salah satu alasan kita melahirkan generasi adalah untuk membangun kembali peradaban dari dalam rumah kita, maka semakin jelas di depan mata kita, ilmu-ilmu apa saja yang perlu kita kuasai seiring dengan misi hidup kita di muka bumi ini. Minimal sekarang anda akan memiliki prioritas ilmu-ilmu apa saja yang harus anda kuasai di tahap awal, dan segera jalankan, setelah itu tambah ilmu baru lagi. Bukan saya, sebagai teman belajar anda di IIP selama ini, maupun para ahli parenting lain yang akan menentukan tahapan ilmu yang harus anda kuasai, melainkan DIRI ANDA SENDIRI

Apakah mudah? TIDAK.  Tapi yakinlah bahwa kita bisa membuatnya menyenangkan. Jadilah diri anda sendiri, jangan hiraukan pendapat orang lain. Jangan silau terhadap kesuksesan orang lain. Mereka semua selalu berjalan dari KM 0, maka mulai tentukan KM 0 perjalanan anda tanpa rasa “galau”.
Inilah sumber kegalauan diri kita menjalankan hidup, kita tidak berusaha memahami terlebih dahulu apa“misi hidup” kita sebagai individu dan apa “misi keluarga” kita sebagai sebuah komunitas terkecil. Sehingga semua ilmu kita pelajari dengan membabi buta dan  tidak ada yang dipraktekkan sama sekali. Semua seminar dan majelis ilmu offline maupun online kita ikuti, karena kekhawatiran tingkat tinggi akan ketertinggalan ilmu kekinian, tapi tidak ada satupun yang membekas menjadi jejak sejarah perjalanan hidup anda.


Check List harian sudah anda buat dengan rapi di Nice Homework#2, surat cinta sudah anda buat dengan sepenuh hati  di Nice Homework #3. Bagi yg sudah menemukan misi hidup dan misi keluarga, Misi tersebut sudah kita tulis besar-besar di dinding kamar, tapi anda biarkan jadi pajangan saja. Maka “tsunami informasilah” yang anda dapatkan, dan ini menambah semakin tidak yakinnya kita kepada “kemampuan fitrah” kita dalam mendidik anak-anak. 

“ Just DO It”
lakukan saja meskipun anda belum paham, karena Allah lah yang akan memahamkan anda lewat laku kehidupan kita.
Demikian juga dengan pendidikan anak-anak. Selama ini kita heboh pada Apa yang harus dipelajari anak-anak kita,  bukan pada Untuk apa anak-anak mempelajari hal tersebut Sehingga banyak ibu-ibu yang bingung memberikan muatan-muatan pelajaran ke anak-anaknya tanpa tahu untuk apa anak-anak ini harus melakukannya. 

Ada satu kurikulum pendidikan yang tidak akan pernah berubah hingga akhir jaman, yaitu 
PENDIDIKAN ANAK DENGAN KEKUATAN FITRAH

Tahap yang harus anda jalankan adalah sbb:
a.Bersihkan hati nurani anda, karena ini faktor utama yang menentukan keberhasilan pendidikan anda.
b. Gunakan Mata Hati untuk melihat setiap perkembangan fitrah anak-anak. Karena sejatinya sejak lahir anak-anak sudah memiliki misi spesifik hidupnya, tugas kita adalah membantu menemukannya sehingga anak-anak tidaka kan menjadi seperti kita, yang telat menemukan misi spesifik hidupnya.
c. Pahami Fitrah yang dibawa anak sejak lahir itu apa saja. Mulai dari fitrah Ilahiyah, Fitrah Belajar, Fitrah Bakat, Fitrah Perkembangan, Fitrah Seksualitas dll. 
d. Upayakan proses mendidik yang sealamiah mungkin sesuai dengan sunatullah tahap perkembangan manusia. Analogkan diri anda dengan seorang petani organik.
e. Selanjutnya tugas kita adalah MENEMANI, sebagaimana induk ayam mengerami telurnya dengan merendahkan tubuh dan sayapnya, seperti petani menemani tanamannya. Bersyukur atas potensi dan bersabar atas proses. 
Semua riset tentang pendidikan ternyata menunjukkan bahwa semakin berobsesi mengendalikan, bernafsu mengintervensi, bersikukuh mendominasi dsbnya hanya akan membuat proses pendidikan menjadi semakin tidak alamiah dan berpotensi membuat fitrah anak anak kita rusak.
f. Manfaatkan momen bersama anak-anak, bedakan antara WAKTU BERSAMA ANAK dan WAKTU DENGAN ANAK. Bersama anak itu anda dan anak berinteraksi mulai dari hati, fisik dan pikiran bersama dalam satu lokasi. Waktu dengan anak, anda dan anak secara fisik berada dalam lokasi yang sama, tapi hati dan pikiran kita entah kemana.
g. Rancang program yang khas bersama anak, sesuai dengan tahap perkembangannya, karena anak anda “very limited special edition” 

Bunda, mendidik bukanlah menjejalkan, mengajarkan, mengisi dsbnya. Tetapi pendidikan, sejatinya adalah proses membangkitkan, menyadarkan, menguatkan fitrah anak kita sendiri.
Lebih penting mana membuat anak bergairah belajar dan bernalar atau menguasai banyak pelajaran, lebih penting mana membuat mereka cinta buku atau menggegas untuk bisa membaca.
Jika mereka sudah cinta, ridha, bergairah maka mereka akan belajar mandiri sepanjang hidupnya. 

Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

Sumber bacaan :
Irawati Istadi, Mendidik dengan Cinta, Jogjakarta, 2013
Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016
Antologi, Komunitas Ibu Profesional, Bunda Sayang, Surakarta, 2014
Materi Matrikulasi sesi #3, Membangun Peradaban dari Dalam Rumah, 2016
_____________________________________________________________________________________________




#widitramaulida_NHW4

PENDIDIKAN ANAK DAN KEPENULISAN

Pendidikan anak adalah AMANAH. Kami harus merengkuhnya, merangkulnya dalam dekapan hati. Bukan sekedar kewajiban yang berujung hasil dan jariyah. Namun lebih dari itu kami sedang membangun peradaban dunia dalam rumah kecil kami.  Satu jiwa seorang anak memegang peranan spesifik yang dikaruniakan Allah. Misi hidup yang telah dihembuskan bersamaan dengan ruh di hari ke 120 usia janin dalam rahim ibu.
Pendidikan ini hanya memiliki satu jalan dan tujuan vertikal, yaitu jalan Allah dan kembali menuju Sang Pencipta. Sedangkan tujuan horizontal tak akan pernah memiliki ujung. Pendidikan ini merupakan warisan terbesar yang harus terus mengalir dari generasi ke generasi peradaban Islam.

Sedangkan kepenulisan adalah MEDIA. Bidang yang akan saya tekuni dalam rangka menjalankan misi Khalifah fil Ardh. Media atau alat untuk membagikan ilmu melalui karya inspirasi ataupun cerita ala kadarnya. Ilmu yang bersumber dari orang lain maupun ilmu dari pengalaman hidup saya dan keluarga. Sehingga visi pribadi untuk menjadi insan yang bermanfaat bagi sesama dapat tercapai.

Merunut kembali laku hidup saya sejak usia baligh. Saya memiliki jiwa sosialis, senang berkumpul dengan orang lain dan memiliki peranan spesifik dalam perkumpulan tersebut. Jiwa itu yang menggerakkan saya untuk terjun di dunia organisasi, mulai dari sekolah hingga di kampus. Namun saat ini energi tersebut belum disalurkan dengan baik, dan ini saya jadikan tantangan. Pasca menikah, merantau, dan diamanahi anak, saya cukup menjadi orang yang pasif. Ada semacam kerisauan untuk bergerak di lingkungan yang baru.
Alhamdulillah, setelah bergabung di Institut Ibu Profesional, energi ini mulai dipanaskan kembali. Jiwa sosial ini merupakan misi spesifik hidup yang Allah berikan kepada saya. Bertemu dengan suami yang memiliki prosentase jiwa individualis lebih besar, merupakan bukti cinta Allah kepada saya.
Saya mulai dapat mengontrol jiwa sosial saya yang terkadang kebablasan.  Teringat testimoni dari suami  (kebetulan bergerak di organisasi yang sama ketika di kampus) bahwa dalam berorganisasi saya sering menonjolkan perasaan, ingin merangkul semua orang dan ingin dianggap baik bagi orang lain. Sebagai perempuan memang wajar sering dikendalikan perasaan, namun dalam berorganisasi dan berkehidupan sosial itu tidak baik.
Dan jiwa sosial ini juga menjadi pemantik jiwa empati suami. Sungguh ini takdir atas rekayasa Allah yang indah. Dalam perjalanan berumahtangga terkadang ada kepahitan yang harus ditelan atas perbedaan ini. Namun kami sadar bahwa Allah sedang memberi kesempatan kepada kami untuk bersama-sama mencari seteguk air gula dan menghapus kepahitan.   

Dalam rangka menuju profesi ibu rumah tangga bahagia, aktivitas menulis kembali saya bangkitkan dua tahun terakhir ini. Dengan menulis saya dapat mengambil peranan spesifik dalam berkehidupan sosial, berbagi wawasan, ide dan gagasan. Tanpa meninggalkan rumah.
Menjadi ibu professional, seluruh waktunya (selain tidur) memiliki nilai pendidikan bagi anak. Setiap laku ibu berpotensi menjadi teladan atau sebaliknya.

Dari seluruh prakata di atas, saya akan mewujudkannya dalam sebuah Tabel Aplikasi Misi. Tabel ini selayaknya juga dimiliki seluruh anggota keluarga dan satu keluarga. Dalam uji coba pribadi ini saya mencoba memetakan milestone misi saya selama 3 tahun kedepan.


TABEL 1. APLIKASI MISI
MISI HIDUP
Menjadi teladan dalam keluarga, dan insan bermanfaat bagi sesama
PERAN
Pendidik Anak
(Al-Umm Madrosatul Ula)
Penulis
PORSI WAKTU
14 jam
5 jam
KEBUTUHAN
ILMU
Ö     Pendidikan fitrah anak
Ö     Pendidikan rumah
Ö     Pendidikan formal
Ö     Pengembangan bakat anak
Ö     Fiksi
Ö     Dongeng anak
Ö     Editing dan Layouting
Ö     Blog
MILESTONE


2017
Fitrah Based Education
&
Home Based Education
3 naskah jadi
2 buku terbit

Reparasi Blog
2018
FBE, HBE
&
Pendidikan Sekolah
2 buku terbit

Blog as Family Branding
2019
FBE, HBE, Sekolah
&
Penelusuran Bakat Anak
2 buku terbit


TABEL 2. TO DO LIST BULANAN
10 TO DO LIST – PROFESSIONAL MOM  WANNABE
Nama : Widitra Maulida
[Part #1]
Start : Senin, 31 Oktober 2016
Masa uji coba : 1 bulan
Evaluasi : 30 November 2016
No
Indikator
Target
Pelaksanaan
Evaluasi
1
Kontrol Emosi di depan anak (tidak ada lagi nada tinggi)
24jam/7hari


2
Mengatur strategi larangan tanpa membuat anak menangis
24jam/7hari


3
Mencoba resep baru dengan "serius"
1x sepekan


4
Membuat aktivitas atau permainan stimulasi tumbuh kembang dan bakat anak
3x sepekan








5
Berbagi makanan dengan kerabat dan tetangga
1x sebulan


6
Senam SKJ keluarga
3x sepekan




7
Sholat Jamaah Dhuhur dan Maghrib bersama anak
7x sepekan


8
"Gadget-time Umi" 3-4, 8-9, 13-16
24jam/7hari


9
Qiyamullail
3x sepekan




10
Tilawah Quran
3 lembar sehari


11.
Daily Writing
3 jam sehari


Bismillah
Bismillah
Bismillah
Laa Haula Wa Laa Quwwata llla Billah…



Tidak ada komentar:

Posting Komentar