Novel ini bercerita
tentang dua kisah. Kisah Aland dan kisahku. Kami berbeda ruang, namun bisa
dikatakan dalam satu waktu. Aku sedang melakukan perjalanan panjang dengan
akhir yang tak bisa kutebak. Dalam perjalanan ini, aku mendapat tugas khusus
untuk menceritakan kisah Aland dalam mempersiapkan agenda besarnya. Dan
keberadaanku disini tak akan pernah diketahui oleh Aland.
Seperti kebanyakan
keluarga yang menghuni Bumi, keluarga ini terdiri dari empat orang. Seorang
ayah yang dipanggil Abi, seorang ibu yang dipanggil Mami, serta kedua putrinya
Aland dan Cyra. Bagiku mereka adalah keluarga yang menyenangkan. Abi seorang
ayah yang tegas dalam memimpin keluarga, namun suka bercanda. Mami, seorang ibu
rumah tangga yang cukup perfeksionis, pandai mengatur urusan keluarga dan
sangat menyayangi kedua putrinya. Aland, putri pertama Abi dan Mami, seorang gadis
yang berani dalam bersikap, memiliki hati yang sensitif, dan sangat menyayangi
adiknya. Cyra, putri bungsu Abi dan Mami, seorang anak perempuan yang selalu
riang dan ceria, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan mudah berteman.
Gelar sarjana baru saja
menambah panjang nama Aland, datang seorang lelaki yang sudah lama ia kenal
hendak melamarnya. Ia tidak asing dengan lelaki itu. Pimpinan salah satu
organisasi yang ia aktif di dalamnya semasa kuliah. Aland sungguh tak
menyangka, lelaki yang dulu ia hormati sebagai pimpinan akan meminangnya. Adnan
namanya, berusia selisih tiga tahun darinya. Tidak membutuhkan waktu yang lama,
segera tumbuh dalam hatinya bibit bunga cinta yang cepat berkembang setiap
harinya. Aland segera mempersiapkan diri menuju agenda besar itu.
Masa persiapan Aland
menimbulkan gejolak jiwa dalam hati orang-orang terdekatnya. Aland merahasiakan
hal ini dari Cyra, adik perempuannya. Ia bermaksud baik dengan merahasiakannya.
Namun, maksud baik itu tidak dapat ditangkap oleh Cyra. Masa persiapannya pun
diresahkan dengan perubahan sikap Cyra yang tidak wajar kepadanya.
Lain hal dengan Cyra,
Aland memilih untuk terbuka menjelaskan rencana persiapannya kepada Mami. Namun,
hatinya kurang peka, ia tidak dapat menangkap sinyal kegelisahan hati Mami dari
hari ke hari. Hingga akhirnya Mami harus dilarikan ke rumah sakit, tanpa
sepengetahuannya.
Dan Allah Yang Maha
Baik mempertemukan semuanya. Dalam sebuah kamar di rumah sakit itu, tiga hati
perempuan bertemu. Tak ada yang disembunyikan lagi, tak ada yang menggelisahkan
hati lagi.
Yeay,
ada kisahku juga di sini. Tentang kehidupanku di sini, di tempat yang sangat
jauh dari mereka. Aku menceritakan tentang perjalanan yang sedang kutempuh. Tidak
cukup lengkap, namun cukup menggambarkan keadaanku di sini. Karena waktuku
disini lebih banyak tersita untuk membacakan kisah Aland, ia yang memiliki
agenda besar itu. Dan firasatku berkata bahwa tidak lama lagi aku akan berjumpa
dengan Aland dalam satu ruang dan waktu.
* ikuti kisahnya di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar