Kamis, 14 April 2016

Mimpi dan Impian (part 2)

Saya masih penasaran dengan si mimpi atau si impian ini.
Memori saya kembali mengingat sebuah diskusi, lebih tepatnya obrolan panjang antara saya dengan sepupu saat usia saya menginjak kepala dua lebih dua tahun, usia sepupu hanya terpaut setahun lebih muda dari saya. Kami berbincang tentang kegelisahan menatap masa depan, bahasa kekiniannya itu kegalauan yang merasuki mahasiswi tingkat akhir. Mulai dari pemilihan studi kasus untuk tugas akhir, ambisi bekerja pasca lulus, sampai kepada siapa hati ini akan berlabuh *eaa.
Di tengah obrolan larut malam itu, saya tiba-tiba 'nyeletuk', "Aku selalu menunggu surprise dari Allah untuk setiap rencana yang harus aku putuskan". "Maksudnya Mba?" si sepupu jelas kurang paham, saya saja juga tidak cukup mengerti dapat bicara seperti itu. "Ya sejujurnya aku belum pernah membuat rumusan rencana yang matang". Seperti ulasan yang saya sampaikan di hari pertama kemarin, mulai dari memilih SMP hingga menentukan kapan akan menikah *upss. "Kok bisa ya Mba?, kalau aku tu orangnya harus selalu terencana dan sejauh ini rencanaku berhasil. Nah untuk yang satu ini aku bener-bener ga bisa menentukan langkahku Mba," rupanya sepupu saya itu sedang galau dengan seorang lelaki yang mendekatinya. Saya tidak akan menceritakan kisahnya, itu urusan dia. 
Dan saya kembali 'nyeletuk', "Entah, aku rasa aku menjadi bagian dalam mimpi besar orang lain."
Ya, bagian dari mimpi besar orang lain, mimpi yang selalu mereka panjatkan dalam doa-doa khusyu mereka, doa yang selalu mereka lantunkan bahkan semenjak saya belum terlahir di dunia ini. Apakah itu doanya?, hanya mereka dan Allah yang mengetahui. Saya hanya menjadi objek doa yang beruntung dan wajib senantiasa bersyukur.
Dan yang saya pahami sejauh ini, mimpi adalah doa. Setinggi apapun harapan kita tanpa doa yang sungguh-sungguh, nihil hasilnya.
Cambuk besar bagi saya bahwa saya merasa belum sungguh-sungguh menyebut nama mereka dalam doa-doa yang saya panjatkan. Nama mereka, Afifah dan Khalid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar