Minggu, 09 Oktober 2016

Mbah Tjokro Soenarjo


Ini Mbah Cokro
Mbahyutnya Afifah & Khalid
Alhamdulillah,
Allah senantiasa mengaruniakan kesehatan kepada Mbah Cokro.
Hingga di usia senjanya, beliau masih begitu peduli pada demand pasar atas produknya, yakni bakaran sate.
Usianya sudah berkepala delapan, tapi mbahkung masih tetap seperti mbahkung yang dulu. Mbahkung yang pendiam.
Namun dalam diamnya, Mbah Cokro mengajarkan banyak hal keikhlasan.
Ketika Ibu berangkat haji, beliau ikhlas dalam diam melepas putrinya meskipun beliau mungkin yang lebih dahulu mendamba tanah suci.
Ketika mbahputri meninggal, tak ada air mata di pelupuk matanya, beliau ikhlas dalam diam melepas pergi istri tercintanya.
Ketika hari raya tiba, beliau hanya memberi senyuman tulus menerima permohonan maaf kami, tanpa banyak petuah nasehat, hanya pertanyaan "anakmu sing endi?", Lalu mengeluarkan amplop putih dalam sakunya.
Dan saat ini, beliau tetap bertahan dengan tekadnya untuk tinggal seorang diri di rumahnya.
Dalam diam, tangannya gesit bekerja memotong kawat, membuat kerangka, mengikat simpul, hingga membawanya ke Pasar Beringharjo dengan sepeda onthelnya.
Semoga sehat selalu, mbahkung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar