ADAB MENUNTUT ILMU
Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #1
Disusun oleh Tim Matrikulasi- Institut Ibu
Profesional
Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
seseorang untuk mengubah perilaku dan tingkah laku ke arah yang lebih baik.
Karena pada dasarnya ilmu menunjukkan kepada kebenaran dan meninggalkan segala
kemaksiatan.
Banyak diantara kita terlalu buru-buru fokus pada
suatu ilmu terlebih dahulu, sebelum paham mengenai adab-adab dalam menuntut
ilmu. Padahal barang siapa orang yang menimba ilmu karena semata-mata hanya
ingin mendapatkan ilmu tersebut, maka ilmu tersebut tidak akan bermanfaat
baginya, namun barangsiapa yang menuntut ilmu karena ingin mengamalkan ilmu
tersebut, niscaya ilmu yang sedikitpun akan sangat bermanfaat baginya.
Karena ILMU itu adalah prasyarat untuk sebuah AMAL,
maka ADAB adalah hal yang paling didahulukan sebelum ILMU ADAB adalah pembuka
pintu ilmu bagi yang ingin mencarinya
Adab menuntut ilmu adalah tata krama (etika) yang
dipegang oleh para penuntut ilmu, sehingga terjadi pola harmonis baik secara
vertikal, antara dirinya sendiri dengan Sang Maha Pemilik Ilmu, maupun secara
horisontal, antara dirinya sendiri dengan para guru yang menyampaikan ilmu,
maupun dengan ilmu dan sumber ilmu itu sendiri.
Mengapa para Ibu Profesional di kelas matrikulasi
ini perlu memahami Adab menuntut ilmu terlebih dahulu sebelum masuk ke
ilmu-ilmu yang lain?
Karena ADAB tidak bisa diajarkan, ADAB hanya bisa
ditularkan
Para ibulah nanti yang harus mengamalkan ADAB
menuntut ilmu ini dengan baik, sehingga anak-anak yang menjadi amanah para ibu
bisa mencontoh ADAB baik dari Ibunya
ADAB PADA DIRI SENDIRI
a. Ikhlas dan mau membersihkan jiwa dari hal-hal
yang buruk
Selama batin tidak bersih dari hal-hal buruk, maka
ilmu akan terhalang masuk ke dalam hati.Karena ilmu itu bukan rentetan kalimat
dan tulisan saja, melainkan ilmu itu adalah “cahaya” yang dimasukkan ke dalam
hati.
b. Selalu bergegas, mengutamakan waktu-waktu dalam
menuntut ilmu, Hadir paling awal dan duduk paling depan di setiap majelis ilmu
baik online maupun offline.
c.Menghindari sikap yang “merasa’ sudah lebih tahu
dan lebih paham, ketika suatu ilmu sedang disampaikan.
d.Menuntaskan sebuah ilmu yang sedang dipelajarinya
dengan cara mengulang-ulang, membuat catatan penting, menuliskannya kembali dan
bersabar sampai semua runtutan ilmu tersebut selesai disampaikan sesuai tahapan
yang disepakati bersama.
e. Bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas yang
diberikan setelah ilmu disampaikan. Karena sejatinya tugas itu adalah untuk
mengikat sebuah ilmu agar mudah untuk diamalkan.
ADAB TERHADAP GURU (PENYAMPAI SEBUAH ILMU)
a. Penuntut ilmu harus berusaha mencari ridha
gurunya dan dengan sepenuh hati, menaruh rasa hormat kepadanya, disertai
mendekatkan diri kepada DIA yang Maha Memiliki Ilmu dalam berkhidmat kepada
guru.
b. Hendaknya penuntut ilmu tidak mendahului guru untuk
menjelaskan sesuatu atau menjawab pertanyaan, jangan pula membarengi guru dalam
berkata, jangan memotong pembicaraan guru dan jangan berbicara dengan orang
lain pada saat guru berbicara. Hendaknya penuntut ilmu penuh perhatian terhadap
penjelasan guru mengenai suatu hal atau perintah yang diberikan guru. Sehingga
guru tidak perlu mengulangi penjelasan untuk kedua kalinya.
c. Penuntut ilmu meminta keridhaan guru, ketika
ingin menyebarkan ilmu yang disampaikan baik secara tertulis maupun lisan ke
orang lain, dengan cara meminta ijin. Apabila dari awal guru sudah menyampaikan
bahwa ilmu tersebut boleh disebarluaskan, maka cantumkan/ sebut nama guru
sebagai bentuk penghormatan kita.
ADAB TERHADAP SUMBER ILMU
a. Tidak meletakkan sembarangan atau memperlakukan
sumber ilmu dalam bentuk buku ketika sedang kita pelajari.
b. Tidak melakukan penggandaan, membeli dan
mendistribusikan untuk kepentingan komersiil, sebuah sumber ilmu tanpa ijin
dari penulisnya.
c. Tidak mendukung perbuatan para plagiator,
produsen barang bajakan, dengan cara tidak membeli barang mereka untuk
keperluan menuntut ilmu diri kita dan keluarga.
d. Dalam dunia online, tidak menyebarkan sumber ilmu
yang diawali kalimat "copas dari grup sebelah" tanpa mencantumkan
sumber ilmunya dari mana.
e. Dalam dunia online, harus menerapkan
"sceptical thinking" dalam menerima sebuah informasi. jangan mudah
percaya sebelum kita paham sumber ilmunya, meski berita itu baik.
Adab menuntut ilmu ini akan erat berkaitan dengan
keberkahan sebuah ilmu, shg mendatangkan manfaat bagi hidup kita dan umat.
Menuntut ilmu adalah salah satu cara meningkatkan
kemuliaan hidup kita, maka carilah dengan cara-cara yang mulia
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
_________________________________________________________________________
Bismillah,
#wita_NHW1
1. Di universitas kehidupan ini saya haus akan ilmu …...
Setelah menyantap ilmu-ilmu baru di berbagai forum,
setelah beberapa kali berdiskusi bersama suami, setelah pernikahan berjalan hampir
lima tahun, dan setelah putri pertama kami berusia empat tahun, kami sudah
dalam fase darurat untuk merancang pendidikan keluarga –khususnya pendidikan
anak.
2. Mengapa harus pendidikan anak?
Children Driven Education –pendidikan berbasis potensi anak. Anak adalah
klien utama dalam perusahaan keluarga. Mereka adalah produk dari Allah SWT,
yang dititipkan kepada pasangan suami istri untuk dididik dan dibekali, hingga
mereka siap menghadapi jamannya dan berjalan lurus kembali menuju Allah SWT.
3. Strategy of learning ….
Satu, memperkaya khasanah ilmu pendidikan anak.
Dalam fase ini, saya membuka jendela pikiran selebar-lebarnya, dan menjadikan
diri seperti gelas kosong di hadapan guru dan ilmu.
Dua, membuat jadwal review. Dalam fase ini, saya
kembali membuka pustaka memori, dan menautkan dengan ilmu baru. Saatnya untuk
bekerja dan berpikir sendiri.
Tiga, membuat jadwal aplikasi. Dalam fase ini, saya
membuka ruang diskusi dalam pikiran saya. Dialog dengan partner hidup, mencari
pilihan terbaik yang akan dilakukan bersama. Saatnya untuk bekerja menggunakan ‘kacamata
kuda’.
Empat, evaluasi. Fase ini sangat penting dilakukan
untuk menjauhkan diri dari sikap ‘sok’ merasa benar.
4. I must be change first ….
Memperbaiki niat dan tujuan, sepanjang masa.
Meningkatkan ‘sense of learning’.
Memandang objektif kepada guru, dengan kerendahan
hati.
Widitra Maulida
FB : Wita Maulida
Tidak ada komentar:
Posting Komentar