Sabtu, 06 Juli 2013

satu muharram satu empat tiga tiga hijriyah

tulisan ini akan sedikit menggambarkan kejadian pada tanggal bersejarah itu, silahkan diikuti ...

03.00
sesuai dengan alarm yang saya pasang di hp, pukul 03.00am saya terbangun. beberapa kali mengerjapkan mata, dahi saya mengerut "dimana saya?", sedetik kemudian saya hanya tersenyum. dinding kamar saya sudah terbalut kain licin berwarna putih tulang dan kuning emas. saya lihat disamping saya, ibu masih tertidur. segera saya turun dari ranjang dan mengambil air wudhu.

04.00
setelah tahajud dan mandi, ibu mengingatkan "dek, ayo sarapan dulu", saya mengiyakan, saya pikir tanggung, nanti saja setelah sholat shubuh.

05.00
ibu perias itu datang, saya sudah bersiap diri dan setor tampang polos. saya hanya berkeyakinan dan percaya, ibu ini akan memberikan riasan terbaiknya di hari ini, yang tentu dia tahu bahwa hari ini akan menjadi sangat bersejarah. pada akhirnya keyakinan dan kepercayaan itu tidak sia-sia.

06.00
saya tersenyum, melihat sanak keluarga yang hilir mudik, bergantian dirias, dan semuanya tidak ada yang waktu riasnya se-lama saya.

07.00
saya sudah siap, tepat sesuai waktu yang direncanakan. sudah ada beberapa ucapan selamat  via sms. sambil menunggu mobil datang, saya terus berdzikir dan melafal alfatihah, itu pesan keramat dari ibu. mba menghampiri dan berbisik "jangan lupa pasang senyum terus", saya tanggapi serius "senyum setiap saat?" sambil mempraktekkan senyuman ala saya, mba menjawab tak kalah serius " iya, sepanjang waktu, tapi jangan sampe nyengir"..

08.00

saya sudah di masjid. melihat sanak keluarga yang antusias, saya berucap banyak terimakasih dalam hati saya. terus berdzikir dan melafal alfatihah.

09.00
bapak berjas hitam itu mulai membuka acara sakral ini, bismillahirrahmanirrahim...

10.00
'dia' yang sempat saya lihat tadi bertampang sangat serius, sekarang sudah nyengir minta dilapkan keringatnya, sungguh itu membuat saya mati gaya.





11.00
senyuman ini sudah mulai terasa kaku rasanya

12.00
dengan alasan tidak menyia-nyiakan riasan 'mewah' dan mobil mewah (pinjaman), 'dia' langsung menculik saya ke masjid kampus, tidak tanggung2 sopir dan juru foto juga 'dia' sertakan dalam edisi tambahan ini.

13.00
kembali ke kamar berbalut kain licin ini, kali ini bersama 'dia'

....sholat-makan-istirahat......

begitulah singkat sejarah awal cerita ini,
terimakasih untuk 'dia' yang telah mempercayakan separuh diennya bersama saya,
abi Wanda Hafiz Nurzaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar