Senin, 29 Januari 2018

Orientasi pada Proses, dan Kuatkan Target!




Terinspirasi dari diskusi peserta pertukaran pelajar di level tiga lalu. Sang peserta mengisahkan bagaimana ia dapat terus konsisten mendapat badge OP meski saat mengerjakan tantangan di level dua sempat jatuh sakit. 

Kebanyakan dari kita, khususnya saya pribadi, masih sering memberikan ruang toleransi yang tidak semestinya saat ada musibah atau halangan. "Ah hujan, ga jadi berangkat kuliah", "Ga ada motor, ga jadi berangkat ngaji", lagi batuk pilek, baiknya banyak istirahat sampai memangkas jam belajar, dan sebagainya. 

Begitu mudahnya kita menjadikan kejadian tak biasa itu sebagai alat untuk mengendurkan semangat kita dalam berkebaikan. Kecenderungan untuk melemahkan diri dan menganggap diri tidak mampu menghadapi masalah, hal tersebut yang masih sering menjadi penyakit dalam diri kita. 

"Kita mesti membayar resiko dari besaran toleransi yang kita berikan bagi diri sendiri."

Kurangnya rasa berjuang untuk meraih sesuatu. Hal ini sangat berkebalikan dengan prinsip profesionalisme, yakni bersungguh-sungguh. Sering memberikan toleransi atau kelonggaran kepada diri sendiri, jelas resikonya akan lebih lamban dalam mencapai target yang dicita-citakan. 

Kesadaran ini kembali muncul saat membaca istilah "memvisualkan tujuan akhir" dalam jawaban peserta saat diberikan pertanyaan bagaimana tips untuk tetap konsisten. Visualisasi tujuan akhir sangat tergantung pada karakteristik setiap individu. Misalnya yang telah dilakukan peserta tersebut. Ia memvisualisasikan target dari tantangan di setiap level dengan badge OP. Badge OP dijadikan sebagai pecut bagi dirinya untuk menyelesaikan tantangan dengan profesional, bersungguh-sungguh. 

Sebagian kita mungkin sering mengkiaskan bahwa perolehan badge hanya bonus semu semata, "Tidak dapat badge tidak apa-apa, yang penting proses menjalankan tantangannya."

Memang betul sekali orientasi kita pada prosesnya, yang terpenting adalah pada proses. Namun untuk menjaga ghirah perjuangan, goal atau tujuan juga harus digenggam erat. Karena bagaimanapun, proses akan berjalan setelah ada tujuan. Jika tujuan tidak dipertahankan atau diperjuangkan, maka itu jelas akan berdampak pada prosesnya. 


Ditulis oleh :
Widitra Maulida
Fasil Bunsay #3



Tidak ada komentar:

Posting Komentar